Jumat, 30 Desember 2016

Mengapa masyarakat mudah terpedaya dengan budaya cepat kaya??



Pilihlah investai dengan bijak,maka dia akan memberimu solusi



Penangkapan dari kasus penipuan pada Kamis,22 September 2016 dengan kawalan polisi dari polres Probolinggo dan Jatim,yang menghebohkan masyarakat setelah beberapa pengikutnya yang menjadi korban merasa tertipu melaporkan pada pihak yang berwajib.  Masalah sosial ini sangat fenomal dan menarik perhatian banyak orang bagaimana kasus penipuan ini sering terjadi di masyarakat,berbeda dengan kasus yang biasanya kasus ini terjadi dengan praktik penipuan yang lebih tidak logis .Oleh karena itu kasus ini menimbulkan banyak tanda tanya pada masyarakat,perlu adanya ulasan lebih lanjut kususnya bagi orang awam agar dapat mengambil pelajaran dari kasus yang ada. Kasus penipuan penggadaan uang yang menjerat ribuan korban pengikutnya dari warga biasa hingga akademisi, politikus terkenal dan petugas keamanan negara seperti polisi. Hal ini terjadi karena sebagian masyarakat masih bersikap irasional dan terperdaya serta tergiur dengan kebudayaan “praktisnya menjadi milioner” dengan iming-iming investasi dan dapat mengembalikan uang itu lebih dari jumlah semula tanpa suatu bisnis ataupun kegiatan ekonomi yang memperoleh keuntungan.Dimas Kanjeng membuat pengakuan palsu bahwa dia memiliki kesaktian mampu menggadakan uang.Statemen ini  sungguh tidak irasional dan logis bahwa masyarakat akademis bahkan terpedaya dengan iming-iming tersebut hal ini sangat mengejutkan dan menghebohkan dunia berita masyarakat .Akal sehat seseorang mampu terkalahkan dengan emosi sesaat.Itulah yang dialami para korban padepokan Dimas kanjeng. Banyak orang yang tergiur dengan investasi bodong tanpa berpikir panjang karena dijanjikan keuntungan tanpa repot harus bekerja.Mereka bahkan rela meminjam duit ke bank atau jual tanah, kemudian uangnya dimasukkan ke investasi bodong tersbut. Seperti halnya kasus penipuan lainya,korban Dimas Kanjeng mengaku awalnya uang yang diinvestasikan kembali berlipat-lipat dari nominal awal ternyata hanya untuk beberapa bulan pertama diberikan,namun setelahnya uangnya dibawa lari. Pada korbanya yang memberi mahar itu kanjeng mengmbalikan uangnya dengan memberi sebuah kotak yang disebut 'ATM dapur' yang berisi antara lain tulisan Arab yang diyakini mampu “mengawetkan uang” atau dengan kata lain uang yang berada di dalamnya tidak akan habis sekalipun uangnya terus menerus diambil.Namun kenyataanya uang yang dijanjikan itu tidak kunjung terjadi.Kesaktian yang diyakini itu merupakan salah satu modus penipuanDimas Kanjeng.Polisi menyatakan untuk menutupi kasusnya agar tidak terkuak Dimas Kanjeng melakukan pembunuhan terhadap dua orang bekas anak buahnya, yaitu Abdul Ghani dan Ismail Hidayah.Motiv dari pembunuhan ini diduga terjadi karena khawatir anak buahnya akan membocorkan dugaan praktik penipuan penggandan uang yang dijalankannya.
Dalam melakukan aksinya menurut Kahumas Polda Jawa Timur,3 September lalu Taat Pribadi atau yang lebih dikenal sebagai Kanjeng Dimas juga mengikutseratkan 3 nama mantan anggota TNI dan seorang anggota TNI aktif  .Seperti yang dilaporkan wartawan Radio Elshinta di Probolinggo, Mustaghfirin untuk BBC Indonesia.
Kejadian ini sangatlah disesali bagaimana aparat  perwira menengah TNI sebagai pelindung negara yang seharusnya memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,menegakan hukum, dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat,malah terlibat dalam kasus yang justru menutupi dan melindungi pelaku kejahatan hanya karena dibutakan oleh sejumlah materi mereka melupakan sumpah tugasnya dan akibat tindakan kejinya ia dikenakan sanksi terancam dicopot dari jabatannya.
Dengan temuan bukti-bukti yang ada polisi mengatakan bahwa pemimpin padepokan tersebut mnjadi dalang dalam otak pembunuhan 2 mantan pengikutnya tersebut dengan memberi uang senilai 320 juta kepada para tersangka untuk menjadi eksekutor.
Namun anehnya beberapa pengikutnya tetap setia dan menyangkal keputusan polisi bahwa pemimpinnya tidak melanggar hukum salah satunya ialah,Marwah Daud ia sangat meyakini apa yang dilihatnya dari saat Dimas Kanjeng melancarkan aksinya tidak ada satupun kecurigaan.Pengikut setia taat pribadi ini bahkan, begitu terlalu percayanya terhadap Dimas Kanjeng, perempuan berhijab ini berani menantang agar Taat Pribadi diizinkan untuk melakukan atraksinya menarik uang gaib di hadapan Presiden Joko Widodo apabila diperkenankan kata perempuan lulusan American University tersebut pada Selasa, 27 September 2016 yang merupakan termasuk politikus partai Gerindra dan anggota Dewan pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia, ICMI tetap meyakini kemampuan pemimpinya bahkan ia merupakan ketua yayasan padepokan Dimas Kanjeng .Banyak yang tidak menyangka bagaimana sosok cerdas berspiritual itu mampu terpedaya dengan Dimas kanjeng.

Perkenalan antara Marwah Daud Ibrahim dengan Taat Pribadi alias Dimas Kanjeng ternyata terbilang cukup unik. Marwah tertarik kepada Taat justru hanya karena melihat fotonya saja.Hal ini diperjelas dengan munculnya pengakuan sosok M.Junaedi yang menjadi saksi kunci mengejutkan.Dia merupakan salah satu pengikut yang sadar telah menjadi korban penipuan uang yang dilakukan Dimas mengaku sempat menjadi target kedua untuk dibunuh, setelah Ismail Hidayah. Agar Marwah Daud mau bergabung menurutnya, Taat Pribadi menggunakan taktik khusus nan cerdik yang menyesatkan dan memperdaya korbanya. Taat Pribadi, katanya, menelepon Marwah Daud yang ketika itu berada di Makassar, Sulawesi Selatan.
Dimas Kanjeng berupaya meyakinkan Marwah bahwa Taat Pribadi bisa mengutus jin untuk mengirim uang tunai kepada Marwah Daud. Ternyata siasat yang dijalankan benar berhasil,saat Marwah membuka pintu rumahnya, kata Junaedi, sudah ada dua koper uang tunai pecahan seratus ribu rupiah.
Namun menurut pernyataan M.Junaedi  sebenarnya itu bukan jin yang membawa. Melainkan almarhum Ismail (korban pembunuhan) yang mengantar ke sana. Baru setelah uang sampai, dan Ismail pergi, hingga Taat akhinrnya menelepon Marwah untuk mengecekdan memastikan keberadaan uang tersebut.
Aksi itu, katanya, berhasil membuat Marwah yang merupakan politikus dan cendekiawan muslim terkesima dengan kelebihan Dimas Kanjeng, hingga menyebutnya memiliki karomah.Junaedi mengaku dia juga merasa sangat dibodohi  jadi pengikut Dimas Kanjeng hanya karena terpedaya oleh hipnotis yang disertakan dalam kaset VCD rekaman Dimas Kanjeng saat menaruh uang.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Raden Argo Yuwono,Selasa 18 Oktober 2016  mengatakan saat itu foto tersebut ditunjukkan oleh Suparman yang merupakan seorang sultan yang diangkat oleh Taat,dan Bu marwah dengan mudahnya langsung tertarik dengan hanya melihat foto itu.
Tidak hanya itu, tokoh intelektual Muslim itu juga langsung menyerahkan sejumlah uang sebagai mahar kepada Taat. Sayang, Argo masih belum mengetahui berapa jumlah mahar yang diserahkan Marwah tersebut karena marwah mengaku tidak ingat,mengingat kejadian tersebut telah lama terjadi.Marwah Daud sangat meyakini kemampuan Dimas Kanjeng merupakan anugerah dari tuhan.
Sebelumnya, Marwah diperiksa oleh Polda Jatim, Senin, 17 Oktober 2016. Marwah Daud diketahui berguru kepada Taat Pribadi alias Dimas Kanjeng, pengasuh Padepokan Dimas Kanjeng.Taat Pribadi, yang berusia 46 tahun, pembina Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng di Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, telah dijadikan tersangka oleh polisi dalam kasus pembunuhan 2 pengikutnya,Ismail Hidayat,Abdul Gani dan penipuan.
Mengapa Masyarakat sangat mudah tergiur dengan tipu dayanya?
Harapan dengan adanya penyelidikan tindak lanjut ini masyarakat dapat berhati-hati kedepannya bahwa di jaman era modern ajaran seperti itu sudah sangat langka dan menjurus ke arah sesat dan keluar dari ajaran Agama yang dipercayai masyarakat saat ini (musyrik).Tak heran jika semua bersangkutan dengan uang apapun bisa dilakukan hanya untuk mendapatkan uang.Apalagi di jaman persaingan kerja semakin ketat yang melahirkan banyak pengangguran.Masyarakat yang memliki nafsu ingin cepat kaya atau terus menerus kaya namun malas usaha sendiri hal ini menjadi peluang tindak kejahatan penipuan uang ini untuk menjerat mangsanya karena investasi dianggap sebagai alternatif untuk mengubah hidup. Keahlian Dimas Kanjeng untuk mencari korban bukan hanya Masyarakat awam namun dengan sasaran utama orang penting yang intelektual sehingga mampu memberi kontribusi besar dalam politik kotornya,seperti Marwah Daud.Menurut Sosiolog dan staf pengajar Fakultas ilmu sosial politik, Universitas Airlangga, Surabaya, Hotman Siahaan menduga kapasitas intelektual Marwah menjadi hilang karena politikus Partai Gerindra ini terpikat 'pendekatan' yang ditawarkan Taat.Sekalipun sebenarnya apa yang dilakukan Dimas Kanjeng sangat tidaklah masuk akal,namun dengan Tingkat masyarakat kita yang masih sangat labil,dengan iming-iming uang berlipat lalu dibumbui agama.Semua hal asal  berbau agama itu pasti akan lebih mudah masuk dihati masyarakat, misalnya investasi bodong seperti Dimas kanjeng ini yang mengaku memiliki kelebihan supranatural.Sangat perihatin jika melihat banyak kasus terjadi mengenai investadi bodong.Melakukan investasi bukan hal yang salah namun untuk mengikutinya haruslah dengan wawasan dan disertai ketelitian agar tidak mudah tertipu.Sayarat dari investasi adalah semua harus ada prosedur,terdapat izin usaha struktur lembaga yang jelas, Skema bisnis investasi haruslah jelas, berpotensi menghasilkan uang.Carilah investasi yang berpotensi mampu menghasilkan uang dan mengembalikan modal dalam waktu yang wajar. Sebaliknya, investasi yang menjanjikan penghasilan dalam waktu singkat sebaiknya diwaspadai.
Mungkin itu beberapa ciri umum yang biasa kita lihat di masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menjalankan investasi, sebenarnya kunci utama supaya kita tidak menjadi korban penipuan investasi bodong adalah “Jangan mudah tergiur menjadi kaya dengan cepat, jangan mudah tergiur bagi hasil yang besar, cobalah dipikir ulang secara logika apakah realistis atau tidak” Semua pasti memerlukan usaha untuk menjadi kaya, Semua butuh proses tidak ada yang instan di dunia ini,semuanya harus dilalui dengan kerja keras untuk berhasil,karena proses tidak akan menghianati hasil. Mulailah menghilangkan rasa malas melakukan usaha sendiri. Setiap usaha membutuhkan kerja keras, sabar, tahan banting dan ulet. Menitipkan uang atau harta kita untuk dijalankan orang lain akan berpeluang terjadinya tindakan penipuan. Lakukan sendiri, jika untung ya kita untung dengan hasil sendiri, rasanya lebih nikmat. Dan jika memang harus rugi ya rugi karena kita sendiri bukan disebabkan oleh investasi bodong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

   Gerund and Infinitive 1.    Adjectives followed by the infinitive. Examples : He  was surprised to see his computer shutti...