Kamis, 22 Maret 2018

Pengalaman Berbisnis Saat Menjadi Mahasiswa

Pengalaman Berbisnis Saat Menjadi Mahasiswa

Semenjak saya sebagai mahasiswa program studi bisnis dan kewirausahaan, mindset saya tentang cita-cita awal saya untuk menjadi wanita karir perlahan berubah menjadi wanita pebisnis. Karena banyak cerita sukses pebisnis dari banyak nya seminar bisnis yang saya ikuti yang menjadi motivasi saya. Sedikit pengalaman bisnis yang pernah saya lakukan. Dari yang menjadi reseller hingga akhirnya beralih peruntungan, mencoba menjadi produsen.

Saya mulai mencoba bisnis kecil-kecilan, dengan tanpa modal namun bisa menghasilkan keuntungan. Saya mencoba membuat oline shop lewat media social dengan system reseller atau dropship. Untuk menjadi reseller suatu olshop  haruslah terlebih dahulu kita melakukan riset terhadap online shop yang merekruitmen para reseller tersebut. Apakah bereputasi baik terjamin dan meyakinkan? Sebelum masuk sebagai reseller online shop X, saya telah beberapa kali melakukan order dan merasakan menjadi pembeli untuk lebih memastikan kepercayaan saya terhadap online shop X.  Saya pun mendirikan online shop yang bernama MyShoe_style, saya menjual berbagai merk tas dan sepatu kembali yang dijual online shop X tersebut, namun tidak terlalu banyak pembelinya, dalam satu bulan hanya ada dalam hitungan jari. Walaupun sebenarnya keuntungan yang didapat untuk 1 produk cukup menggiurkan karena jika penjualan semakin sedikit pun sebagai reseller tidak  dirugikan hanya keuntunganya yang menipis. Karena prospeknya yang tidak menjamin saya pun beralih mendirikan bisnis yang ramai dipasaran yaitu hijab isntan.

Mengapa memilih bisnis tersebut? Bisnis ini awalnya terbesit dipikiran saya karena adanya suatu program dana bergulir dari kampus untuk menciptakan suatu produk yang laku dipasaran dengan memberikan pinjaman modal awal kepada mahasiswa/i dalam melakukan kegiatan kewirausahaan UKM tersebut dibawah pembinaan. Dengan membentuk kelompok yang satu tujuan dan pendapat dengan saya, kami sepakat untuk memproduksi hijab instan. Dengan melihat trend fashion yang tidak pernah berhenti dan kebutuhan konsumen akan hal yag mudah serta praktis ditambah dengan sentuhan inovasi, kreatif kami percaya bahwa ide bisnis ini akan disambut baik oleh konsumen. Kegiatan ini bukan sekedar untuk menjalankan tugas dari kampus namun juga karena keinginan dan mimpi kami dalam berwirausaha. Sampai akhirnya rintangan datang, kampus sebagai pihak investor bagi kami membubarkan kelompok kami, ternyata kelompok saya dipecahkan ke berbagai kelompok lainnya karena kampus kekurangan dana hingga ada satu kelompok yang harus dikorbankan. Namun tekat kami sudah bulat untuk menciptakan produk tersebut dan konsepnya pun sudah matang dengan berbagai persiapan sebelumnya, akan sayang sekali jika tidak dijalankan ide bisnis bersama ini. Rintangan tersebut bukanlah suatu halangan bagi kami, kami SEPAKAT UNTUK SEMANGAT menjalankan ide bisnis yang kami rencanakan walaupun tanpa dana alokasi modal yang diberikan. Akhirnya kami menjalankan usaha ini dengan modal yang dikeluarkan masing-masing anggota, hal ini justru memberi semangat dan tanggung jawab lebih untuk tekun dan serius dalam menjalankan usaha ini agar memiliki prospek yang panjang. Untuk memiliki prospek yang panjang kami harus tampil berinovasi agar mampu bersaing sehingga kami memproduksi hijab yang lain dari pada yang lain dan membuat merk hijab yang mudah diingat banyak orang. GUNAI HIJAB itulah nama hijab kita produksi dengan modal kekinian, praktis, nyaman dan murah.

Proses produksi hingga jual beli sangat diluar dugaan kami, itulah dalam berbisnis selalu ada cerita mengesankan yang memiliki hikmah dan pelajaran tersendiri. Sebelum produksi kami melihat pasar untuk mengetahui bahan dengan kualitas terbaik dan nyaman hingga kami menentukan jasa jahit mana yang menjadi tempat produksi yang sesuai harga, kualitas dan efisiensi untuk menjangkau lokasinya. Dalam proses produksi kami melakukan kesalahan karena melewatkan tahap awal yang sebenarnya paling penting yaitu konsultasi model hijab dan bahan yang dibutuhkan dengan penjahit kami. Karena dalam bisnis semua penuh perhitungan agar efisiensi biaya dapat tercapai. Alhasil beberapa bahan terbuang percuma karena untuk membuat hijab instan bahan untuk satu model dengan yang lain berbeda – beda. Setelah semua model GUNAI HIJAB telah selesai produksi, kami mempromosikan dan memperkenalkan produk kami ke berbagai media social yaitu Instagram, WhatsApp dan Facebook. Proses jual beli yang terjadi ternyata lebih efektif dengan Direct Marketing, yaitu dengan face to face kita menawarkan kepada konsumen. Sebelum kami menawarkan ke pasaran (marketplace) kita tidak menduga reaksi pasar yang sangat baik, Allhamdulilah produksi pertama kita habis terjual dalam 1 mingguan.




Salah satu model hijab segi 4 instan, best seller dari Gunai Hijab


Untuk produksi pertama Dengan jumlah modal yang di kumpulkan Rp 800.000, untuk produksi pertama total biaya yang di akui (Akrual Basic) sebesar Rp 563.000 kami mendapatkan omset Rp 765.000. Kami tidak mengambil untung teralalu banyak yang terpenting adalah mencari pelanggan agar cepat terjual sehingga walaupun keuntungan sekali produksi sedikit, namun dapat berkali lipat jika perputaran uang modalnya cepat kembali. Bayangkan jika satu bulan bisa memproduksi 4 sampai 5 kali keuntungan yang didapat dalam setiap produksi jika diakumulasi satu bulan laba bersih yang didapat akan semakin besar

Produksi kedua GUNAI HIJAB akan diperbanyak dengan menambah model baru, yaitu model pashmina oleh karena itu agar lebih cepat terjual dan menarik serta meningkatkan kepercayaan consumer, kami membuat official account di Tokopedia dan Shopee. Semakin meluasnya market place diharapkan lebih menjangkau peminat dan pengguna hijab instan di seluruh daerah di Indonesia.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

   Gerund and Infinitive 1.    Adjectives followed by the infinitive. Examples : He  was surprised to see his computer shutti...